Sejarah Islam Di pulau JAwa, Rizal Fadhilah


Penulis : Rizal fadhillah
Bab I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Tanah Jawa adalah salah satu pulau yang terletak di Indonesia yang luas wilayah nya 138.793 km2. Sebelum Islam masuk ke tanah Jawa, mayoritas masyasarakat jawa menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Selain menganut kepercayaan tersebut masyarakat Jawa juga dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya Hindu dan Budha dari India. Seiring dengan waktu berjalan tidak lama kemuadian Islam masuk ke Jawa melewati Gujarat dan Persi dan ada yang berpendapat langsung dibawa oleh orang para pedagang dari hadromaut Yaman.
Akan tetapi dalam makalah ini penulis akan memaparkan bagaimana berkembang nya peradaban islam di tanah jawa melalui dakwah dan peran ulama dalam membangun masjid, pesantren dan kitab kitab yang di itulis para ulama.
Melihat kondisi masyarakat hari ini yang buta akan sejarah peradaban islam di Indonesia ini terkhusus di Jawa, Maka dengan menulis makalah ini kami berharap agar masyarakat Indonesia mampu mengkaji kembali sejarah seajarah yang terjadi di Jawa dan menyebarluaskan ilmu tentang sejarah tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana islam masuk ke Jawa ?
2.      Bagaimana peran para ulama dalam membangun peradaban islam ?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui seajarah peradaban islam di Jawa.
2.      Mengetahui Peran Ulama dalam membangun peradaban Islam di Jawa.
3.      Menyebar luaskan sejarah peradaban islam di Jawa.
D.    Kajian Teori
a.       Istilah  (wali ) dalam bahasa Arab adalah : pecinta , pembantu, pemimpin atau penolong, sebagai bentuk plural nya terdapat dalam Al Qur’an klimat  (auliya )[1]
Walisongo secara sederhana artinya sembilan orang yang telah mencapai tingkat (Wali) suatu derajat tingkat tinggi yang mampu mengawal babahan hawa sanga(mengawal sembilan lubang dalam diri manusia), sehingga memiliki peringkat wali.[2]
Adapun secara istilah Jawa istilah wali di gunakan bagi orang yang memiliki keramat atau karomah dalam bentuk kejadian kejadian luar biasa yang di berikan Alloh, Meskipun ada istialah sakti mandraguna dalm istilah hindu syiwo [3].
b.      Peradaban
Huntington
Menurutnyapengertian peradaban ialah sebuah identitas terluas dari suatu budaya, yang teridentifikasi dengan melalui dalam unsur-unsur obyektif secara umum,seperti bahasa, sejarah, agama, ataupun
melalui identifikasi diri yang lebih subyektif.

Peradaban ialah kemampuan manusia didalam mengendalikan suatu dorongan dasar kemanusiaannya untuk dapat meningkatkan kualitas hidupnya. kebudayaan tersebut mengacu kepada
kemampuan manusia didalam mengendalikan alam dengan melalui ilmu pengetahuan dan juga teknologi. Menurutnya , yang menyatakan pendapatnya bahwa peradaban tersebut berhubungan
dengan suatu perbaikan yang dengan bersifat kualitatif serta juga menyangkut kepada kondisi batin manusia, sedangkan kebudayaan tersebut mengacu kepada sesuatu yang bersifat material, faktual,
relefan, dan juga konkret.
Bab II
Pembahasan
A.    Sejarah Islam Di Jawa
Sebelu islam datang masyarakat jawa beragama Hindu-Budha, Di sebabkan budaya Jawa yang mudah menerima pengaruh dan menyerap unsur-unsur Hinduisme-Budhisme setelah melalui proses akulturasi tidak saja berpengaruh pada sistem budaya, tetapi juga berpengaruh terhadap sistem agama.
Sejak awal, budaya Jawa yang dihasilkan pada masa Hindu-Budha bersifat terbuka untuk menerima agama apapun dengan pemahaman bahwa semua agama itu baik, maka sangatlah wajar jika kebudayaan Jawa bersifat sinkretis (bersifat momot atau serba memuat).
Ciri lain dari budaya Jawa pada saat itu adalah sangat bersifat teokratis. Pengkultusan terhadap raja-raja sebagai titisan dewa adalah salah satu buktinya. Dalam hal ini Onghokham menyatakan:
Dalam kerajaan tradisional, agama dijadikan sebagai bentuk legitimasi. Pada jaman Hindu-Budha diperkenalkan konsep dewa-raja atau raja titising dewa. Ini berarti bahwa rakyat harus tunduk pada kedudukan raja untuk mencapai keselamatan dunia akhirat. Agama diintegrasikan ke dalam kepentingan kerajaan/kekuasaan. Kebudayaan berkisar pada raja, tahta dan keraton. Raja dan kehidupan keraton adalah puncak peradaban pada masa itu.
Di pulau Jawa terdapat tiga buah kerajaan masa Hindu Budha, kerajaan-kerajaan itu adalah Taruma, Ho-Ling, dan Kanjuruhan. Di dalam perekonomian dan industri salah satu aktivitas masyarakat adalah bertani dan berdagang dalam proses integrasi bangsa. Dari aspek lain karya seni dan satra juga telah berkembang pesat antara lain seni musik, seni tari, wayang, lawak, dan tari topeng. Semua itu sebagian besar terdokumentasikan pada pahatan-pahatan relief dan candi-candi.
Maka sejarah mengatakan islam masuk ke tanah jawa dengan cara yang berbeda dengan pulau pulau yang lain nya. Maka agama islam mulai tersiar di Jawa dari pelabuhan dan bandar bandar tempat perhubuungan antar Indonesia denga luar negri,misal nya Sunda kelapa , Ci Rebon, Tegal, Pekalongan, Semarang , Surabaya dan lain lain.
Para pedagang Jawa yang pulang berlayar antara Jawa dan Maluku yang merupakan pusat perkembangan islam banyak yang telah memeluk agama islam dengan demikian banayak pula di antara para pedagang dari Jawa yang memeluk agama islam sehingga lamabat laun perniagaan mulai pindah ke tangan kaum muslimin.
Bupati Bupati di pesisir dan bangsawan banyak pula yang masuk islam . Biasanya jika para Bupati masuk islam akan semakin mudah agama itu teersebar [4]







B.     Peran wali songo Di Jawa
a)      Maulana malik Ibrahim ( Jawa Timur )
Syekh Maulana Malik Ibrahim berasal dari Turki, dia adalah seorang ahli tata negara yang ulung. Syekh Maulana Malik Ibrahim datang ke pulau Jawa pada tahun 1404 M. Jauh sebelum beliau datang, islam sudah ada walaupun sedikit, ini dibuktikan dengan adanya makam Fatimah binti Maimun yang nisannya bertuliskan tahun 1082[5].
Maka di antara peran dakwah beliau di jawa timur adalah :
1.      Beliau berdakwah kepada Raja Mojopahit untuk masuk islam yang notabeni nya masih memeluk pemahaman syiwoisme dan budho dengan melakukan penyembahan patung dan candi candi.
2.      Berdakwah kepada masyarakat dalam pemulihan stabilitas kerajaan yang tengah di landa krisis ekonomi akibat peperangan paregreg
3.      Membangun strategi dakwah dengan memenuhi kebutuhan pokok masyarakat jelata dengan di landa kelaparan akibat peperangan yang terjadi antara bangsawan kerajaan.
4.      Membangun pesantren di Leran, Gresik [6]
b)      Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Nama asli sunan Ampel Ali Rahmatulloh dan di panggil Raden Rahmat, Seorang hamba Alloh yang gelora dakwah nya sangat berpengaruh di tanah jawa.
Di usia yang masih muda sunan Ampel menyebarkan dakwah nya di ampel dento. Oleh karena itu beliau lebih di kenal dengan sebutan sunan Ampel. Beliau di angkat menjadi wali songo dalam musyawarah ke 2 pada tahun 1421 M.
Pada awal islamisasi Pulau Jawa, Sunan Ampel menginginkan agar masyarakat menganut keyakinan yang murni. Ia tidak setuju bahwa kebiasaan masyarakat seperti kenduri, selamatan, sesaji dan sebagainya tetap hidup dalam sistem sosio-kultural masyarakat yang telah memeluk agama Islam. Namun wali-wali yang lain berpendapat bahwa untuk sementara semua kebiasaan tersebut harus dibiarkan karena masyarakat sulit meninggalkannya secara serentak. Akhirnya, Sunan Ampel menghargainya. Hal tersebut terlihat  dari persetujuannya ketika Sunan Kalijaga dalam usahanya menarik penganut Hindu dan Budha, mengusulkan agar adat istiadat Jawa itulah yang diberi warna Islam.[7]
Dan beliau wafat pada tahun 1478 dimakamkan disebelah masjid Ampel.[10]
Di antara peran dan dakwah belaiu sebagai berikut :
1.      Seruan dakwah sunan Ampel kepada Arya Damar .
Dari negri champa sebelum ke jawa , Sunan Ampel pernah singgah di Palembang selama 2 bulan. Di dalam waktu 2 bulan tersebut beliau berdakwah kepada Arya Darma yang ketika itu menjabat sebagai adipati Palembang untuk masuk islam, Arya pun tertarik masuk islam dan ahir nya dia memluk islam. Akan tetapi dia masih belum berani menyatakan nya di karenakan takut atas penolakan masyarakat yang masih memeluk agama yang lama , Tapi perlahan lahan rakyat nya pun menerima dan muali masuk islam kemudia dia mengganti anama nya denga Ario Abdulloh.
2.       Perjalanan Dakwah menuju Mojopahit.
Setelah dari Palembang beliau beranajk menuju Mojopahit dan bertemu dengan ki Kembang Kuning dan beliau belajar dengan nya.
Selama tiggal bersama Ki Kembang Kuning beliau membangun masjid dan berdakwah kepada masyarakat setempat.
3.      Memperbarui moral masyarakat sesuai adat.
Sunan Ampel mendapatkan perintah dari penguasa Mojopahit untuk memperbaiki moral masyarakat nya dari perbuatan keji seperti; judi, maling, minum, narkoba dan zina. Oleh karena dengan metode dakwah beliau munculah satu istilah yang di sebut emoh limo yang arti nya tidak melakukan lia perkara yang di haramkan Alloh.
4.      Membangun masjid sebagai pusat kekuatan umat.
Ampel Dento yang sekarang menjadi Surabaya dahulu nya merupakan pelabuhan terkenal di timur jawa yang menghubungkan ke Madura . Yang mana di setiap pelabuhan yang mendirikan masjid adalah sebuah keniscayaan.
Oleh karena itu Sunan Ampel mendirikan suatu masjid dan pesantren  di daerah wonokromo untuk menjadi pusat peradaban ilmu dan kekuatan kaum muslimin ketika itu.[8]
c)      Sunan Giri
Sunan Giri merupakan putra dari Maulana Ishak dan ibunya bernama Dewi Sekardadu putra Menak Samboja. Kebesaran Sunan Giri terlihat antara lain sebagai anggota dewan Walisongo. Nama Sunana Giri tidak bisa dilepaskan dari proses pendirian kerajaan Islam pertama di Jawa, Demak. Ia adalah wali yang secara aktif ikut merencanakan berdirinya negara itu serta terlibat dalam penyerangan  ke Majapahit sebagai penasihat militer.[9]
Sunan Giri di angkat menjadi wali songo pada musyawarah ke 4 pada tahun 1463 M
Di antara peran dan dakwah belaiu sebagai berikut :
1.      Membangun pesantren sebagi kaderisasi para santri.
Niat sunan Giri dan sunan Bonang untuk pergi ke mekkah akhir nya di urungkan di karenakan usulan dari maulana ishaq agar mereka kembali ke Jawa. Melihat ilmu dari beliau yang sanagt di butuhkan .
Sunan Giri pun mendirikan pesantren di daerah Giri Kedathon, Gresik. Denagn ada nya pesantren tersebut beliau mendidik para santri untuk menjadi mubaligh besar , Dan terbukti salah satu murid nya yang bernama dastori dari Padang berhasil menjadi guru besar dan berdakwah di Sulawesi.
2.      Membangun kekuasaan politik islam.
Setalah Sunan Ampel wafat Sunan Giri pun datang dan menggantingkan sebagai ketua wali songo ketiak itu. Dan beliau pun membangun suatu pedepoakn di atas bukit di daerah Giri untuk mengumpulkan para wali yang lain nya dan bermusyawarah tentang politik islam untuk menyongsong masa depan islam  di tempat tersebut.
d)     Sunan Bonang
Nama aslinya adalah Raden Makdum Ibrahim. Beliau Putra Sunan Ampel. Sunan Bonang terkenal sebagai ahli ilmu kalam dan tauhid.Beliau dianggap sebagai pencipta gending pertama dalam rangka mengembangkan ajaran Islam di pesisir utara Jawa Timur. Setelah belajar di Psai, Aceh, Sunan Bonang kembali ke Tuban, Jawa Timur, untuk mendirikan pondok pesantren. Santri-santri yang menjadi muridnya berdatangan dari berbagai daerah.
Sunan Bonang dan para wali lainnya dalam menyebarkan agama Islam selalu menyesuaikan diri dengan corak kebudayaan masyarakat Jawa yang sangat menggemari wayang serta musik gamelan. Mereka memanfaatkan pertunjukan tradisional itu sebagai media dakwah Islam, dengan menyisipkan napas Islam ke dalamnya. Syair lagu gamelan ciptaan para wali tersebut berisi pesan tauhid, sikap menyembah Allah. dan tidak menyekutukannya. Setiap bait lagu diselingi dengan syahadatain (ucapan dua kalimat syahadat); gamelan yang mengirinya kini dikenal dengan istilah sekaten, yang berasal dari syahadatain. Sunan Bonang sendiri menciptakan lagu yang dikenal dengan tembang Durma, sejenis macapat yang melukiskan suasana tegang, bengis, dan penuh amarah. Sunan Bonang wafat di pulau Bawean pada tahun 1525 M.[10]

Di antara peran dan dakwah belaiu sebagai berikut :
1.      Membangun pesantran dan berdakwah keliling di Tuban.
Setelah Sunan Bonang belajar dari ayah nya  dan belajar kepada Maulana Ishaq. Kemudian beliau mendirikan pesantren di Tuban sebagai basis dakwah , Beliau juga menyebarkan dakwah kepada masyarakat di Tuban dengan cara berkeliling . Tidak sedikit dari berbagai nusantara belajar di Tuban, Di antara mereka ada yang dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi demi mendapatkan ilmu yang di dapat dari Sunan Bonang[11]
e)      Sunan Derajat
Nama aslinya adalah Raden Syarifudin. Ada suber yang lain yang mengatakan namanya adalah Raden Qasim, putra Sunan Ampel dengan seorang ibu bernama Dewi Candrawati. Jadi Raden Qasim itu adalah saudaranya Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang). Oleh ayahnya yaitu Sunan Ampel, Raden Qasim diberi tugas untuk berdakwah di daerah sebalah barat Gresik, yaitu daerah antara Gresik dengan Tuban.
Di antara peran dan dakwah belaiu sebagai berikut :
1.      Beliau adalah wali yang mempelopori penyantunan anak yatim dan orang sakit di masayarakat.
2.      Membanagun pesantren dan menanamkan  kedermawanan.
Sunan Derajat banayak berdakwah kepada masyarakat dan menekankan kkedermawanan, kerja keras dan kemakmuran masyarakat yang paling utama, Dan sebagai pusat dakwah belaiu membangun pesantren di Desa Drajat, Paciran, Lamongan .
3.      Mengajarkan tauhid dan agama tanpa mengikuti budaya lokal yang melanggar syariat dan mengubah beberapa suluk masyarakat di sana. Di antara nya suluk petuah :
Berilah tongkat pada si buta
Berilah makan pada yang lapar
Berilah pakaian pada yang telanjang[12]

f)       Sunan Kudus
Nama asli beliau adalah Ja’far Shodiq, Datang ke Jawa di perkirakan pada tahun 1435 M setelah belajar tafsir, hadis , fiqih kepada Sunan Ampel, Beliau di tugaskan menyebarkan dakwah islam di Jawa Tengah. Dan di antara walisongo hanya ia yang mendapat julukan wali al-‘ilm (wali yang luas ilmunya), dank arena keluasan ilmunya ia didatangi oleh banyak penuntut ilmu dari berbagai daerah di Nusantara.
Di antara peran dan dakwah belaiu sebagai berikut :
1.      Mendirikan masjid menara kudus.
Kota Kudus merupakan salah satu kota basis dakwah islam di Jawa Tengah. Oleh karena itu Sunan Kudus membangun salah satu masjid yang struktur nya bergaya  hindu dan di padu dengan islam agar islam mudah di terima oleh masyarakat kudus.
Kemudian di antara metode dakwah beliau supaya masyarakat kudus menerima islam menjadikan tabligh akbar keliling ke desa desa di kudus.
2.      Menyatukan Negara dengan ajaran islam.
Setelah kerajaan Demak berdiri sekitar tahun 1482 M Sunan Kudus di angkat menjadi senopati kerajaan islam , Beliau juga yang memegang pemerintahan islam yang tidak memisahkan ajaran islam debgan negara . Sebagai salah seorang wali dan pemimpin Sunan Kudus memimpin masyarakat nya sesuai panduan Al Qur’an dan As Sunnah.

g)      Sunan Kalijaga
Nama aslinya adalah Raden Sahid, beliau putra Raden Sahur putra Temanggung Wilatika Adipati Tuban. Raden Sahid sebenarnya anak muda yang patuh dan kuat kepada agama dan orang tua.
Sunan kalijaga menggunakan kesenian dalam rangka penyebaran Islam, antara lain dengan wayang, sastra dan berbagai kesenian lainnya. Pendekatan jalur kesenian dilakukan oleh para penyebar Islam seperti Walisongo untuk menarik perhatian di kalangan mereka, sehingga dengan tanpa terasa mereka telah tertarik pada ajaran-ajaran Islam sekalipun, karena pada awalnya mereka tertarik dikarenakan media kesenian itu. Misalnya, Sunan Kalijaga adalah tokoh seniman wayang. Ia itdak pernah meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disispkan ajaran agama dan nama-nama pahlawan Islam[13]
Di antara peran dan dakwah belaiu sebagai berikut :
1.      Berdakwah ke barbagai kota Di jawa.
Sunan Kalijaga di perintahkan untuk menuju Jawa Barat untuk menimba ilmu ke Sunan Gunung Jati di Ci Rebon, Dalam perjalanan ke Ci Rebon Sunan Bonang menmerintahkan untuk meneyebarkan ilmu nya di kota kota yang akan di lalui nya yaitu ; Pati, Jepara, Pekalongan, Tegal dan Mataram, Denagan upaya keras menyebarkan ilmu nya Sunan Bonang memebri julukan Syaikh Malaya yaitu penyeru islam dengan dakwah keliling.
Selain ke arah barat Sunan Kalijaga juga bergerak ke arah selatan Jawa, Kertasura, Pajang dan Klaten melaui Salatiga dan Boyolali untuk berdakwah di sana.
2.      Metode dakwah dengan lemah lembut
Strategi dakwah yang di lakukan Sunan Kalijaga adalah tidak menentang adat dan tradisi budaya jawa dengan keras dan frontal . Akan tetapi dengan pendekatan yang halus dengan cara memasukan unsur unsur ajaran islam ke dalam pikiran masyarakat jawa yang perlahan lahan akan menggeser sedikit demi sedikit ke arah pemurnian islam[14].
h)      Sunan Gunung Jati
Nama asli Suna Gunung Jati adalah Syarif Hidayat, Ayah beliu adalah sultan Mahmud atau di sebut Syarif Abdulloh.
Sebelum datang Sunan Gunung Jati Ci Rebon di bagi menjadi dua keadaan yaitu daerah larang dan Girang .
Daerah Larang  berada di pesisir dan di bawah kekuasan Ku Gedeng Jumajaan Jati, Sedangkan daerah Girang terletak di Gunung Cermai dan di bawah kekuasaan Ki Gedeng Kasmaya.
Setelah Cirebon resmi berdiri sebagai sebuah Kerajaan Islam yang bebas dari kekuasaan Pajajaran, Sunan Gunung Jati berusaha mempengaruhi kerajaan yang belum menganut agama Islam. Dari Cirebon, ia mengembangkan agama Islam ke daerah-daerah lain di Jawa Barat, seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten.
Di antara peran dan dakwah belaiu sebagai berikut :
1.      Meneyebarkan agama islam ke berbagai daerah di Jawa Barat seprti Majalengka, Kawali, Ci amis dan sekitar nya.
i)        Sunan Muria
Beliau adalah putra dari Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Nama aslinya Raden Umar Said, dalam berdakwah ia seperti ayahnya yaitu menggunakan cara halus, ibarat menganbil ikan tidak sampai keruh airnya. Muria dalam menyebarkan agama Islam. Sasaran dakwah beliau adalah para pedagang, nelayan dan rakyat jelata. Beliau adalah satu-satunya wali yang mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah dan beliau pulalah yang menciptakan tembang Sinom dan kinanthi. Beliau banyak mengisi tradisi Jawa dengan nuansa Islami seperti nelung dino, mitung dino, ngatus dino dan sebagainya[15].
Di antara peran dan dakwah belaiu sebagai berikut :
1.      Menjadikan keterampilan masyarakat sebagai medan dakwah.
Sunan Muria sering bergaul dengan rakyat jelata, Sambil mengajarkan cocok tanam, Berdagang dan melaut beliau selalu memasukan unsur unsur agama. Yang mana itu merupakan metode yng cocok ketika itu di  masyarakat jawa
Bab III
Penutupan
A.    Kesimpulan
Banyak masyarakat di Indonesia yang melupakan penting nya sejarah peradaban islam ini untuk membangun generasi yang robbani.
Karena salah satu metode untuk mencapai generasi yang sukses ialah melihat kepada umat umat sebelum nya
Oleh karena itu penulis memberikan sedikit ilmu berkaitan dengan besar nya peran para walisongo dalam membangun peradaban islam di negeri ini.
Di mulai dari kisah agama masyarakat Jawa sebelum datang nya para ulama, peran dakwah para walisongo, metode dakwah walisongo sampai dengan peninggalan para walisongo yang bisa memotivasi kita untuk selalu berjuang mengikuti jejak dakwah mereka dan memuliakan kedudukan mereka sesuai tuntunan agama.
B.     Saran
Kepada para pembaca yang budiman kami harap agar jangan merasa puas dengan tulisan ini dan harus selalu haus akan ilmu yang masih jauh lebih luas di sana, Dan agar senantiasa menebar ilmu di manapun anada berada

Daftar Pustaka
Abdulloh, Rachmad.Walisongo. Solo : PT Al Wafi, 2015.

Ibrahim,Tatang. Sejarah Kebudayaan Islam, , Bandung,: CV Armico, 2009.

Yunus,Mahmud.Sejarah Pendidikan islam, Jakarta : PT Hidakarya Agung 1996.

Su’ud,Abu. Islamologi Sejarah Ajaran dan Peranannya dalam Peradaban Umat Manusia,Jakarta: PT  Rineka Cipta, 2003.

Sofwan,Ridin. Islamisasi Islam di Jawa Walisongo,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

syukur,Fatah. Sejarah Peradaban Islam, Semarang : Pustaka Rizki Putra 2010.

Munir,Samsul. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, Cetakan ke 2 2010,



[1] Rachmad Abdulloh, Walisongo, Solo : PT Al Wafi cetakan pertama 2015, Bab 2 hlm 65.
[2]Tatang Ibrahim, Sejarah Kebudayaan Islam, , Bandung,: CV ARMICO, 2009, hlm. 25-26
[3]Rachmad Abdulloh, Walisongo, Solo : PT Al Wafi cetakan pertama 2015, Bab 2 hlm 67 .
[4] Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan islam, Jakarta : PTHidakarya Agung 1996, Bab 1 hlm 216.
[5]Abu Su’ud, Islamologi Sejarah Ajaran dan Peranannya dalam Peradaban Umat Manusia,Jakarta: PT  Rineka Cipta, 2003, hlm. 125
[6]Rachmad Abdulloh, Walisongo, Solo : PT Al Wafi, cetakan pertama 2015, Bab 2 hlm 166- 172.

[7]Tatang Ibrahim, Sejarah Kebudayaan Islam,hlm. 27-2
[8]Rachmad Abdulloh, Walisongo, Solo: PT Al Wafi, cetakan pertama 2015, Bab 2 hlm 177-181
[9]Ridin Sofwan, Islamisasi Islam di Jawa Walisongo, Penyebar Islam di Jawa, ,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 65
[10]Fatah syukur, Sejarah Peradaban Islam, Semarang : Pustaka Rizki Putra 2010, hlm  196
[11]Rachmad Abdulloh, Walisongo, Solo: PT Al Wafi, cetakan pertama 2015, Bab 2 hlm 188-191
[12]Rachmad Abdulloh, Walisongo, Solo: PT Al Wafi, cetakan pertama 2015, Bab 2 hlm 113-114
[13]Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, Cetakan ke 2 2010 , hlm. 308
[14] Rachmad Abdulloh, Walisongo, Solo: PTAl Wafi, cetakan pertama 2015, Bab 2 hlm 201-203
[15]Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, Semarang : Pustaka Rizki Putra 2010, hlm  199

Comments

Popular posts from this blog

LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SUMATERA THAWALIB PARABEK BUKITTINGGI, RISKI BAYU PRATAMA

PERADABAN PADA MASA KERAJAAN ISLAM DEMAK (TAHUN 1518 – 1549 M), Ilham Bahari

PROSES PENDIDIKAN ISLAM DI SUMATERA BARAT, JAKFAR