PERADABAN DAN PEMBARAUAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM DI SUMATERA BARAT (MINANGKABAU) TAHUN 1900-1908 M, MAHPUD
MAKALAH
PERADABAN
DAN PEMBARAUAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
DI
SUMATERA BARAT (MINANGKABAU)
TAHUN
1900-1908 M
Dosen
Pengampu;
Dr. H. Anung Al Hamat, Lc, M.Pd.I
Dr.
H. Ulil Syafri, Lc, MA
Disusun
Oleh ;
Hotim
Abduloh, Lc
NIM
: 182101011940
PROGRAM
PASCASARJANA PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
IBN KHALDUN
BOGOR
JAWA BARAT
2019
M
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah kebutuhan primer
bagi setiap insan, dimana rasululloh mengtakan dalam sebuah hadits yang
maknanya” siapa yang menginginkan dunia maka harus dengan ilmu, dan bagi siapa
yang menginginkan akhirat maka harus dengan lmu”. Disinilah pentingnya sebuah
pendidikan.
Dari komponen pendidikan ada yang
namanya kurikulum, maka kurikulumlah yang akan menentukan, dan merealisasikan
apa yang akan dicapai dari tujuan dan cita-cita masing-masing kita atau lembaga
tertentu, maka penulis tergugah untuk sedikit melihat kurikulum yang dahulu
pernah diterapkan pada tahun1900 yang silam, untuk melihat bagaimana gigihnya
mereka dalam keinginan untuk mencerdaskan anak bangsa, dan memberantas
kebodohan.
Pada era milenial ini, kita masih
bisa mengadopsi, dan kemudian mengembangkan kurikulum yang pernah diterapkan
oleh para pendahulu kita, untuk mencerdaskan anak bangsa dan memelihara agama.
2.
RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini akan dibahas
masalah :
a.
Bagaimana kurikulum pada tahun sebelum 1900 M ?
b.
Bagaimana pembaruan kurikulum pada tahun setelah 1900-1930 M ?
3.
TUJUAN PENULISAN
a.
Mengetahui kurikulum pada tahun sebelum 1900 M
b.
Mengetahui pembaruan kurikulum pada tahun setelah 1900-1930 M
BAB II
KAJIAN TEORI
PERADABAN
DAN PEMBAHARUAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
A.
Peradaban
Per.a.dab.an
- 1) kemajuan (kecerdasan,
kebudayaan) lahir batin
contoh: 'bangsa-bangsa di dunia ini tidak sama tingkat peradabannya' - 2) hal yang menyangkut sopan
santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa.[1]
Kutipan dan kata bijak
pakai kata peradaban
·
Membangun sebuah bangsa
adalah membangun sebuah peradaban. - Munir
·
Keluarga adalah tempat kita
berlabuh dan pondasi peradaban masa depan. - Ridwan Kamil
·
Jika kita ibaratkan, maka peradaban
manusia persis seperti roda. Terus berputar. Naik-turun. Mengikuti siklusnya. -
Tere Liye
·
Pengkhianatan untuk cinta.
Satu kejahatan, kalau bisa dibilang begitu, yang umurnya sudah setua peradaban
manusia. - Esti
Kinasih
·
Kamilah kutukan peradaban,
kamilah suara yang terlupakan, kamilah bayang sempurna yang tak pernah kau
temukan. - Jerinx
·
Setiap upaya memperbaiki
mental dan spritual adalah investasi peradaban. - Ridwan Kamil
B.
Pembaharuan
Pem.ba.ha.ruan
pembaharuan orang atau lembaga yang mendorong ter-ciptanya
perubahan sosial ekonomi secara berencana (seperti penyuluh pertanian, guru).[2]
C.
Kurikulum
Ku.ri.ku.lum
1.
perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan
2.
perangkat mata kuliah mengenai bidang keahian khusus.[3]
D.
Pendidikan
Pen.d.dik.an
Proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melaluai
upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.[4]
E.
Islam
Is.lam
Agama
yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, yang berpedoman pada kitab suci Alquran yang
diturunkam ke dunia melalui wahya Allah.[5]
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Peradaban kurikulum sebelum tahun 1900 M
Pada masa pendidikan sebelum tahun
1900 an, tempat diselenggarakan pendidikan berpusat di surau-surau atau mesjid,
dimana para peserta didik datang berduyun-duyun ke surau bahkan mereka yang
berjenis kelamin laki-laki apabila sudah berusia 7 tahun dianjurkan untuk
menginap di surau.
Pada masa ini mereka sangat
memperhatikan pengajian Alquran dari mulai belajar menulis sampai fashih
bacaanya, juga mereka pelajari tafsirnya. Selain ilmu Alquran juga mereka
berfokus pada pengajian kitab seperti nahwu, shorof, fiqih dan tafsir.
Berikut
gambaran kurikulum pada masa sebelum tahun 1900 M pada umumnya yang ada di
tanah Minang;
B.
Pembaharuan kurikulum pada tahun 1900 M
Pada masa iniada perubahan
kurikulum, dan dapat kita simpulkan adanya pembaharuan kurikulum, karena yang
semula hanya fous pada dua hal secara global (kajian Alquran dan kitab), tapi
pada masa pembaharuan setelah tahun 1900, kajian kitab menjadi lebih berkembang
banyak cabangnya, diantaranya bertambah pelajaran tasawuf,mantiq, balagoh,
tauhid dll.
Berikut
tabel kurikulum pada awal masa pembaharuan di tahun 1900 M;
SUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA PERUBAHAN
|
|||||
1. PENGAJARAN
QURAN
|
MATA
PELAJARAN
|
WAKTU BELAJAR
|
|||
Huruf
Hujaiyah dan Baca Quran
|
2-4 TH
|
||||
Ibadah (
praktek/perukunan)
|
|||||
Keimanan
|
|||||
Akhlak
(cerita dan tiru teladan)
|
|||||
ü Untuk tingkat atas ada tambahan
- Tajwid
- Lagu qisidah
- Berjanji
|
|||||
2. PENGAJARAN
KITAB
|
Sharaf
|
Tasawuf
|
10-15 TH
|
||
Nahwu
|
Ilmu mantiq
|
||||
Fiqih
|
balagoh
|
||||
Tafsir
|
tauhid
|
Dan
berikut detail materi ajar atau kurikulum pada masa pembaharuan
NO
|
NAMA
KITAB
|
||
1
|
Matan
taqrib/ Fathul qorib
|
16
|
Fathul
majid
|
2
|
Fathul
mu’in
|
17
|
Ummul
barahin
|
3
|
Iqna’
|
18
|
Tafsir
jalalain
|
4
|
Fathul
wahab
|
19
|
Tafsir
khazin Baidlowi
|
5
|
Al-Mahalli
|
20
|
Hadits
arbai’n
|
6
|
Ajurumiyah
|
21
|
Bukhari
Muslim
|
7
|
Syekh
Khalid
|
22
|
Matan
Baiquniyah
|
8
|
Azhari/Asmawi
|
23
|
Jauharul
maknun
|
9
|
Qotrun
nada
|
24
|
Talkhis
|
10
|
Alfiyah
ibnu aqil
|
25
|
Matan
sullam/ idhohul mubham
|
11
|
Matan
bina
|
26
|
Matan
waroqot
|
12
|
Kailani
|
27
|
Nafahat
|
13
|
Taftazani
|
28
|
Jami’ul
jawami’
|
14
|
Matan
sanusi
|
||
15
|
Kifayatul
awam
|
Pada
masa pembaharuan di tahun 1900-1908 M tempat pendidikan semua masih berpusat di
surau dengan waktu belajar yang sudah dijelaskan pada tabel di atas dan dengan
kurikulum pendidikan di atas walaupun hanya bertempat di lantai-lantai surau
atau halaman surau tapi banyak melahirkan orang-orang hebat seperti Buya Hamka,
M. Natsir, Mahmud Yunus dll.
C.
Ulama-Ulama pembaharu yang mengadakan perubahan di tanah Minang
Berikut adalah beberapa nama ulama
yang mengadakan pembaharuan di tanah minang:[6]
1.
Syekh Muhd. Thaib Umar Sungayang, Batusangkar 1874-1920 M
2.
Syekh H. Abdulloh Ahmad, Padang 1878-1933 M
3.
Syekh H. Abdul Karim Amrulloh, Maninjau 1879-1945M
4.
Syekh,H. M. JamilJambek Bukittinggi
5.
Syekh H. Sulaiman Ar-Rasuli Candung Bukittinggi
6.
Syekh H. Ibrahim Musa Parabek, Bukittinggi
7.
Syekh H. Jamal Jaho, Padangpanjang
8.Syekh
H. Abbas Abdullah Padang Japang
9.
Syekh H. Mustafa Abdullah
10.
Syekh H. Abdul Wahid Tabat Gadang, Padang Japang
D.
Surau-Surau yang terkenal dimasa perubahan atau pembaharuan pada tahun 1900 M
Berikut nama-nama surau yang
terkenal pada masa pembaharuan di tanah Minang ;[7]
1.
Surau Tanjung Sungayang (Sungayang), didirikan oleh Syekh H.M Thaib Umarpada
tahun 1897 M
2.
Surau Parabek, Bukittinggi, didirikan oleh Syekh H. Ibrahim Musa pada tahun
1908 M
3.
Surau Padang Japang didirikan oleh Syekh H. Abbas Abdulah
4. Surau
Jembatan Besi, Padang Panjang didirikan oleh Syekh H. Abdul Karim Amrullah,
pada tahun 1914 M
5.
Surau Candung Baso, Bukitingi, didirikan oleh Syekh H. Sulaiman Ar-Rasuli
6.
Surau Jaho Padang Panjang, didirikan oleh Syekh Jamil Jaho
7.Surau
Tabat Gadang Padang Japang, didirak oleh Syekh Abdul Wahid, dll.
E.
Perbandingan Pendidikan Islam Menrut sistem lama dengan pendiidikan pada masa
Perubahan,[8]
Sistem lama/ peradaban lama
|
Masa pembaharuan
|
1. Pelajaran ilmu daarkan satu persatu
|
Pelajaran ilmu dihimpun menjadi 2-6 sekaligus
|
2. Pelajaran shorof didahulukan sebelum nahwu
|
Pelajaran nahwu didahulukan atau bersamaan dengan shorof
|
3. Buku-buku pelajaran dibuat oleh ulama indonesia dan
diterjemahkan kedalam bahasa melayu
|
Buku-buu pelajaran semua pengangnya dari ulama terdahulu dan
menggunkan bahasa arab
|
4. Kitab-kitab menggunakan tulisan tangan
|
Sudah dicetak
|
5. Pelajaran suatu ilmu hanya dipelajari dalam satu kitab
|
Pelajaran satu bidang ilmu dipelajri dalam beberapa macam kitab,
dari mulai randah, menengah dan tingkat tinggi.
|
6. Belum ada toko kitab, masih banyak salinan tangan
|
Sudah ada tokokitab
|
7. Ilmu agama masih sedikit, karena sedikitnya bacaan
|
Ilmu agam sudah banyak, kerena sudah banyak kitab
|
8. Belum lahir aliran baru
|
Mulai lahir aliran baru, seperti datangnya majalah almanar dari
Mesir
|
F.
Masa pembaharuan kedua pada tahun 1909-1930 M
Seperti telah kita ketahui bersama
bahwa pada masa sebelum tahun 1909 pembelajaran dilakukan di surau-surau, dan
sudah lumayan lebih maju daripada tahun sebelum 1900an, namun zaman terus
berkembang, pengetahuan semakin luas, yang akhirnya pada tahun 1909an,
pembelajaran kini dialihkan tempatnya menjadi di madrasah/bangunan khusus
sekolah, dan tidak lagi didalam mesjid.
Alhamduilillah kini pendidikan
terfokus didalam kelas, ada meja, kusi, dan papan tulis, walaupun kajian-kajian
di surau juga tetap berlanjut pada jam diluar madrasah/sekolah. Sebetulya
pembaharuan pada tahun 1909 ini tidak mengalami perubahan kurikulum bahan ajar,
tapi hanya dari kurikulum tempat/ sarpras, dimana sebelumnya di mesjid
kinimenjadi di kelas.
Karena keterbatasan pengajar maka surau-surau
tempat belajar mereka yang kini dipindahkan ke madrasah kini memerlukan banyak
guru, berbeda dengan di surau, maka madraasah-madrasah yang lumayan terpencil
hanya mampu membuat kurikulum pembelajaran sampai pada tingkat rendah, dan
kemudian akan dilanjut ke madrasah yang ada di kota dimana madrasah mereka
sudah memenuhi kebutuhan wajib belaajar, pada saat itu ada 7 tingkatan kelas,
untuk kelas 1-3 itu hampir disetiap surau. yang tadinya hanya belajar sampai
kelas 3 kini sudah ada madrasah yang bisa menampung untuk belajar sampai tuntas
yang berada di kota seperti di sekolah tawalib, diniyah puteri dll.
Adapun madrasah pertama yang
didirikan di tanah minang adalah madrasah adabiah(adabiah school) di Padang,
yang didirikan oleh Syekh Abdulah Ahmad pada tahun 1909 M, kemudian diikuti
oleh syekh H. M. Thaib umar, beliau mendirirkan madrasah agama di Batu Sangkar,
tetapi tidak bertahan lama, kemudian beliau berpindah ke Batusangkar dan
mendirikan sekolah agama di sunggayang pada tahun 1910 M. Kemudian diikuti oleh
ulama-ulama lainya.
Karena keterbatasan pengajar maka mereka mensiasati alokasi waktu
belajar mereka, diantaranya sebagai berikut;
1.
sip pagi pukul 07.00-10.00
2.
sip siang pukul 10.00-13.00
3.
sip sore pukul 13.00-17.00
Adapun matapelajaran madrasah atau
masa pembaharuan ini adalah sebagai berikut;
1. MAPEL DAN MUATAN ALOKASI WAKTU PERMINGGGU DI SETENGAH MADRASAH
NO
|
MAPEL
|
BANYAK JAM/MINGGU
|
||
KLS I
|
KELAS II
|
KELAS III
|
||
1
|
Fiqih
|
3
|
3
|
3
|
2
|
Hadits
|
2
|
1
|
1
|
3
|
Hikmah tasyri’
|
-
|
1
|
1
|
4
|
Nahwu
|
3
|
3
|
3
|
5
|
Shorof
|
2
|
2
|
2
|
6
|
Tarikh Islam
|
2
|
2
|
2
|
7
|
Tauhid
|
2
|
2
|
2
|
8
|
Adab
|
1
|
1
|
1
|
9
|
Tafsir
|
2
|
2
|
2
|
10
|
Menulis Arab
|
1
|
1
|
1
|
2. MAPEL DAN MUATAN ALOKASI WAKTU PER MINGGU DI
MADRASAH DINIYAH PETERI
PADANG PANJANG
NO
|
MAPEL
|
BANYAK JAM/MINGGU
|
|||||
KLS I
|
KELAS II
|
KELAS III
|
KELAS IV
|
KELAS V
|
KELAS VI
|
||
1
|
FIQIH
|
4
|
4
|
4
|
3
|
3
|
3
|
2
|
TAFSIR
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
2
|
3
|
TAUHID
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
4
|
HIKMAH TASYRI’
|
-
|
-
|
-
|
2
|
2
|
1
|
5
|
ADAB
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
1
|
6
|
HADITS
|
2
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
7
|
HAWU
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
8
|
SHARAF
|
-
|
2
|
2
|
3
|
3
|
3
|
9
|
ILMU BUMI
|
2
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
10
|
USUL FIQIH
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
11
|
ARUDL
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
12
|
TARIKH ISLAM
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
13
|
MENULIS ARAB
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
1
|
3. MAPEL DAN MUATAN ALOKASI WAKTU DI MADRASAH
TAWALIB PADANG PANJANG
NO
|
MAPEL
|
|||||||
KLS I
|
KELAS II
|
KELAS III
|
KELAS IV
|
KELAS V
|
KELAS VI
|
KELAS VII
|
||
1
|
FIQIH
|
Matan taqrib
|
Fathul qorib
|
Fathul qorib
|
Almuhadzab/fathul mu’inul mubin
|
Almuhadzab/fathul mu’inul mubin
|
Bidayatul mujtahid (muhalli)
|
Bidayatul mujtahid (muhalli)
|
2
|
Nahwu
|
Matan ajurumiah
|
mukhtasor
|
Syekh khalid
|
azhari
|
Qotrun nada
|
Ibnu aqil
|
Ibnu aqil
|
3
|
Sharaf
|
Matan bina
|
kailani
|
taftazani
|
taftazani
|
-
|
Ibnu aqil
|
Ibnu aqil
|
4
|
Tauhid
|
-
|
-
|
Matan sanusi
|
Syarah sanusi
|
Hushunul hamidiah
|
Husuhunul hamidiah
|
Risalah tauhid
|
5
|
Tafsir
|
-
|
-
|
Tafsir jalalin
|
Tafsir khazin
|
Tafsir
|
Tafsir M.Abduh
|
Tafsir M.Abduh
|
6
|
Hadits
|
-
|
-
|
Hadits arbain
|
Jawahirul bukhari
|
Jawahirul bukhari
|
Sahi muslim
|
Sahih muslim
|
7
|
Musthalah hadits
|
-
|
-
|
-
|
Matan baiquniyah
|
Syarah baiquniyah
|
-
|
-
|
8
|
Ma’ani
|
-
|
-
|
Jawahir balagoh
|
Jawahir balagoh
|
talkhis
|
talkhis
|
|
9
|
Al-Bayan
|
-
|
-
|
-
|
idem
|
idem
|
idem
|
idem
|
10
|
Al-Badi’
|
-
|
-
|
idem
|
idem
|
idem
|
idem
|
|
11
|
Mantiq
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Matan sulam
|
Matan sulam
|
-
|
12
|
Usul fiqh
|
-
|
-
|
-
|
Matan waroqot
|
nafahat
|
Jamiul jawami
|
Jawamiul jawami
|
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kurikulum adalah salah satu komponen
terpenting dalam keberhasilan sebuah lembaga pendidikan baik pormal atau
nonpormal, setelah kita amati bersama dari mulai peradaban sebelum tahun 1900
dan setelah masuk pada masa pembaharuan di tahun 1900-1930 M, maka dapat kita
lihat bagaimana perkembangan dari tahun ke tahun berikutnya.dimana pembelajaran
hanya dilakukan di surau-surau dengan guru yang sangat sedikit, dan fasilitas
yang sangat sederhana, mengandalkan tulisan tangan.
Adapun pada masa pembaharuan
terlihat perubahan yang signifikan, pembelajaran sudah tidak lagi di surau
namun sudah di kelas, lengkap dengan meja, kursi dan papan tulisnya, guru-guru
sudah mulai banyak, toko buka sudah ada, tidak lagi mengandalkan tulisan tangan,
maka belajarpun lebih mudah dan pencapaian kurikulum yang telah direncanakan
pun dapattercapai dengan baik.
B.
Saran
Kepada waka kurikulum khususnya,
umumnya kepada setiap sekolah untuk kembali membenahi kurikulum yang ada,
disesuaikan dengan tujuan, visi dan misi yang sudah dibuat dan disepakati
bersama, agar selalu mengevaluasi dan terus mengadakan perubahan yang bisa
menunjang keberhasilan para peserta didik sebagai bekal kehidupan mereka
kedepan, baik dunia atau akhirat mereka.
Daftar Pustaka
·
KBBI
V
·
Yunus
Mahmud, PT. Hidakarya Agung, Jakarta
[1] KBBI
[2] KBBI
[3] Ibid
[4] Ibid
[5] Ibid
[6] M.
Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, hlm. 59
[7] Ibid,
hlm. 60
[8] Ibid,
hlm. 62
Comments
Post a Comment